contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

SMK ISTEK ( Islam Dan Teknologi ) Tegal

salju

Minggu, 09 Mei 2010


TEGAL--MI: Ribuan siswa peserta Ujian nasional (UN) tingkat SLTA yang tidak lulus di Kabupaten dan Kota Tegal, Jawa Tengah akan mengikuti ujian ulangan yang diselenggarakan 10-14 Mei mendatang. Sedangkan puluhan siswa lainnya tidak dapat mengikuti ujian ulang karena tidak mengikuti UN utama dan dinyatakan gugur.

Keterangan dihimpun Media Indonesia di Tegal Selasa (27/4), siswa yang akan mengulang sebanyak 2.115, 739 dari Kabupaten Tegal dan 1.377 dari Kota Tegal. "Saya akan menggunakan kesempatan untuk mengikuti ujian ulang, karena ada dua mata pelajaran saya yang jatuh nilainya dibawah lima," kata Widiastuti, salah seorang peserta yang tidak lulus.

"Peserta UN yang tidak lulus masih memiliki untuk memperbaiki nilai dengan mengikurti ujian ulang, tetapi bagi yang tidak mengikuti UN utama dinyatakan gugur," kata Ketua Panitia UN Kabupaten Tegal Waudin. (AS/OL-06)

7

21 April 2010 | 23:53 wib | Daerah

Tegal, CyberNews. Tingkat kelulusan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) Sekolah Dasar (SD) ditargetkan tahun ini bisa masuk peringkat 10 besar se-Jawa Tengah. Hal itu dikarenakan, kelulusan UASBN tahun sebelumnya di Kota Tegal dinilai masih sangat minim dari 35 Kota/Kabupaten Jawa tengah, sehingga perlu ditingkatkan.

Wakil Walikota Habib Ali mengatakan, rendahnya kelulusan itu bisa dilihat dari data tahun sebelumnya kalau SD/MI disini berada di peringkat 31 se-provinsi Jawa Tengah, sehingga masalah pendidikan sangat memprihatinkan dan perlu diperbaiki mutu kualitasnya. "Pasalnya, ini dipengaruhi oleh adanya kualitas sumber daya manusia (SDM) masih kurang dan tingkat kesulitan siswa dalam menerima mapel," ujarnya.

Adapun beberapa cara untuk mengantisipasi agar kelulusan SD/MI bisa lebih baik dan mencapai target. Antara lain, meminta kepala-kepala sekolah melakukan motivasi. "Motivasi itu berupa upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau tenaga pengajarnya, dalam memberikan tambahan pelajaran maupun 'try out'. Selain motivasi yang harus diterapkan, juga menggunakan sistem pendidikan sempoa, dimana nantinya akan dijadikan mapel muatan lokal di SD/MI," terangnya.

Ia menambahkan, di dalam pelaksanaan UASBN ini, tidak ada standar nilai kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam UASBN. Pasalnya, sistem yang digunakan adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Standar kelulusan minimal juga ditentukan satuan pendidikan masing-masing sekolah. Meskipun, standarnya sama.

0


UN Lebih Jujur Dibandingkan Era Lalu
Seorang petugas memasang papan peringatan tentang penyelenggaraan Ujian Nasional di halaman SMA Negeri 2 Slawi, Kabupaten Tegal, Jateng, Senin (22/3). ANTARA/Oky Lukmansyah (ANTARA/Oky Lukmansyah)


Semarang (ANTARA News) - Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Prof. Mungin Eddy Wibowo menilai penurunan tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) 2010 menunjukkan pelaksanaan UN berlangsung lebih jujur dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Penurunan tingkat kelulusan Ujian Nasional 2010 ini memang terjadi di beberapa daerah. Hal itu dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah adanya peningkatan kejujuran dalam pelaksanaannya," katanya di Semarang, Rabu.

Dia menilai kejujuran menjadi tema pelaksanaan UN tahun ini, yakni bagaimana siswa berprestasi dengan cara jujur, termasuk kejujuran berbagai pihak yang terlibat dalam pelaksanaan UN.

"Tema kejujuran itu diperkuat dengan penandatanganan pakta kejujuran oleh berbagai pihak, mulai dari tingkat pusat hingga dinas pendidikan tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk berkomitmen terhadap kejujuran," katanya.

Ia mengatakan, penilaian tingkat kejujuran dalam pelaksanaan UN 2010 yang lebih tinggi dibandingkan pelaksanaan UN tahun-tahun sebelumnya juga diperoleh berdasarkan peta kejujuran yang dimiliki BSNP.

"Kami memiliki peta kejujuran untuk mengukur dan memetakan potensi kejujuran atau kecurangan yang terjadi, dan tahun ini ternyata tingkat kejujuran dalam pelaksanaan UN lebih tinggi," katanya.

Mungin memandang pengawas dan pemantau ujian yang lebih banyak membuat potensi kecurangan ditekan seminimal mungkin.

"Dalam pelaksanaan UN tahun ini juga ada UN ulangan bagi siswa yang tidak lulus UN utama dan susulan, sehingga para siswa tentunya enggan berbuat tidak jujur dan lebih terpacu untuk mengasah kemampuannya sendiri," katanya.

Namun, ia mengakui penurunan tingkat kelulusan UN juga bisa disebabkan kurangnya sekolah memacu dan menyiapkan siswanya menghadapi UN, baik persiapan materi maupun mental. (*)

0


07 Mei 2010 | 21:10 wib | Daerah


Tegal, CyberNews. Pengumuman ujian nasional (UN) yang dilakukan serentak di seluruh SMP di Kota Tegal, Jumat (7/5) diwarnai isak tangis dan aksi corat-coret siswa.

Hal itu antara lain terjadi di SMP 8 Kota Tegal. Di tempat tersebut siswa yang menangis tidak hanya mereka yang dinyatakan gagal dalam ujian, namun juga dilakukan para siswa yang lulus.

Mereka terharu setelah membuka amplop berisi pengumuman kelulusan ujian. Tak hanya itu, puluhan siswa yang berhasil di sekolah tersebut juga mengungkapkan kegembiraannya dengan cara corat-coret pada selembar kain putih yang di tempel di aggar sekolah.

Suasana gembira dan harus terpancar dari para siswa di sekolat itu.

Bagian Kesiswaan SMP 8 Kota Tegal, Roup SPd mengatakan, dari jumlah siswa kelas 3 yang mengikuti ujian nasional sebanyak 176, yang tidak lulus sebanyak 75 siswa. Sedangkan, yang berhasil lulus 101.

Menurut dia, dibandingkan tahun lalu tingkat kelulusan mengalami penurunan. Sebab, pada tahun 2009 jumlah kelulusan mencapai 65 persen, sedang tahun ini hanya sekitar 54 persen. "Tingkat kelulusan menurun disebabkan beberapa faktor. Antara lain, kesiapan mental siswa kurang saat menghadapi ujian dan pelaksanaan ujian diajukan. Sebab biasanya bulan Juni, tahun ini dilaksanakan bulan April," katanya.

Roup mengatakan, untuk menjaga ketertiban dan mengantisipasi terjadinya kericuhan saat pengumuman kelulusan pihaknya mengundang orang tua siswa. Selain itu, meminta mereka untuk membuka amplop berisi pengumuman hasil ujian di rumah.

Meski demikian, karena para orang tua maupun siswa banyak yang penasaran, mereka membuka amplop di sekolah. Bagi yang dinyatakan lulus langsung bersorak gembira, namun bagi siswa yang gagal sebagian besar langsung menangis di tempat.

Roup mengemukakan, pihaknya juga melarang para siswa yang lulus merayakan dengan cara melakukan pawai kendaraan dan aksi corat-coret. Untuk itu, dalam rangka menampung apresiasi para siswa yang lulus pihaknya menyediakan kain putih dengan ukuran 1x20 meter. "Siswa kami bebaskan menulis apa saja di kain itu, sebagai ajang apresiasi," katanya.

Menurut dia, upaya tersebut dilakukan baru pertama kali. Rencananya, akan dilakukan secara rutin tiap tahun untuk menjaga ketertiban dan kelancaran pengumuman kelulusan.

Sementara itu, momen kelulusan tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah siswa dari SMK Pius Kota Tegal. Mereka membagi- bagikan liflet kepada siswa yang lulus dengan harapan mau bersekolah di SMK Pius.

Menurut salah seorang siswa SMK Pius, Heri, pembagian liflet tersebut merupakan perintah dari para guru. Hal itu juga dilakukan disebagian besar SMP di Kota Tegal. Setiap sekolah ditugaskan dua orang siswa untuk membagikan liflet sekitar 25 lembar.

Sementara itu, anggota Komisi A DPRD Kota Tegal H Drs Darni Imadudin mengatakan, dari hasil pantuannya tingkat kelulusan dibawah 50 persen antara lain terjadi di SMP 4,5,6,911,12 dan 13. Apabila dibandingkan tahun lalu, tingkat kelulusan SMP mengamali penurunan cukup signifikan.

Hal itu terjadi karena kesipan siswa kurang maksimal dalam menghadapi ujian nasional, materi ajaran yang diserpa siswa juga kurang dan banyak sarana prasarana yang belum mendukun serta pengawasan dari orang tua siswa terhadap proses belajar anaknya masih kurang.

0




Tegal, CyberNews. Hasil Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri maupun swasta di Kota Tegal telah diumumkan beberapa waktu lalu, dimana hanya dua sekolah telah berhasil meluluskan ujian nasional (UN) 100 persen, yakni RSBI SMPN 1 dan SMPN 10.

Bahkan, dari jumlah itu terdapat sebelas siswa SMPN 1 yang meraih nilai 10 dalam mata pelajaran yang diujikan. Selain itu, sekolah ini juga menduduki peringkat ke-34, dengan nilai rata-rata 85,58 di tingkat Jawa Tengah.

Kepala Sekolah RSBI SMPN 1 Tegal sekaligus Fasilitator SSN Tingkat Nasional Drs Sukardono MPd mengatakan, dari hasil kelulusan tersebut, pihaknya merasa bangga karena lebih baik dibandingkan tahun lalu, sehingga bisa membawa nama baik sekolahnya yang telah menjadi RSBI. "Pasalnya, tahun sebelumnya hanya memperoleh 99,22 persen dan ini merupakan modal yang berharga demi mempertahankan prestasi luar biasa ke depannya," ujarnya.

Dari kelulusan 100 persen, ada 11 dari 156 orang siswa yang berhasil meraih nilai sempurna pada dua mata pelajaran (mapel) UN diujikan. Mapel itu adalah Matematika dan Bahasa Inggris. Disamping itu, keseluruhan rata-rata nilai siswa mencapai 8,58. "Prestasi tersebut tak sampai disini saja, karena SMPN 1 telah dinyatakan menduduki peringkat ke 34 dari kurang lebih 5.500 SMP se Jateng. Ini merupakan prestasi yang baru pernah diraih Kota Tegal sejak dahulu," terangnya.

Ia menambahkan, di dalam keberhasilannya ini, ada beberapa alasan yang mempengaruhi dengan mencapai target kelulusan. Antara lain, selalu memberikan pelatihan motivasi baik siswa maupun orangtua murid, dengan mengundang motivator dari luar kota, serta menerapkan tambahan pelajaran melalui try out dimulai kelas 1,2 dan 3 SMP.

0




TEMPO Interaktif, Tegal - Pemerintah Kota Tegal akan melibatkan siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas untuk mengevaluasi guru mereka. Langkah ini diambil menyusul menurunnya jumlah kelulusan siswa dalam ujian nasional 2010.

“Evaluasi terhadap guru ini akan ditekankan pada proses mengajar. Bukan untuk mencari kesalahan tapi untuk mencari terobosan yang lebih baik dalam mengajar,” ujar Wakil Wali Kota Tegal Habib Ali Zaenal Abidin, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (27/4).

Menurut Habib, proses evalusi ini diharapkan menimbulkan sinergitas dalam proses belajar siswa yang selama ini tak pernah dilibatkan mengevaluasi proses mengajar guru. Proses evaluasi ini akan dilanjutkan upaya meningkatkan semangat guru untuk mengajar.

“Peningkatan ini bisa difasilitasi oleh Dinas Pendidikan dengan cara melakukan pelatihan terhadap guru,” ujar Habib Ali menambahkan.

Meski ia menilai, turunnya tingkat kelulusan siswa sekolah menengah atas di Kota Tegal saat ini akibat kurang persiapan antara elemen pendukung pendidikan yakni sekolah, siswa sekolah maupun orang tua.

Habib Ali menuding elemen terkait ini hanya mendorong persiapan siswa untuk giat belajar ketika memasuki tahun ketiga di sekolah. “Ini pandangan keliru, seharusnya minat belajar harus didorong sejak siswa masuk sekolah maupun saat memasuki tahun kedua di sekolah,” ujar Habib menjelaskan.

Tingkat kelulusan hasil UAN Kota Tegal tahun ini sebanyak 92,84 persen atau turun dibanding tahun lalu yang mencapai 96,41 persen. Berdasarkan data yang ada, siswa yang harus mengulang mencapai 192, lebih besar dari tahun lalu yang hanya 133 siswa.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Tegal Siswdiono Ahmad, menyatakan kurang sependapat bila siswa dilibatkan untuk mengevaluasi guru mereka. “Itu bertentangan dengan undang-undang pendidikan nasional,” ujar Sisdiono Ahmad saat dimintai konfirmasi kemarin.

Menurut dia, evalusi terhadap guru hanya dilakukan oleh pengawas mata pelajaran dan kepala sekolah yang memimpin institusi pendidikan. Ia menilai, keberadaan guru merupakan tenaga profesional yang diakui oleh pemerintah sehingga yang berhak mengawasi pemerintah sendiri.

“Kalau ada usulan siswa dilibatkan untuk mengevaluasi guru itu keliru dan tak paham tentang dunia pendidikan,” katanya.

0



Sejarah berdirinya PAI



Tahun 1971 bapak Herman P mempunyai ide untuk memanfaatan pantai Tegal yang pada saat itu tidak terawatt dan kotor. Yang apabila dipelihara, di tata dan dirawat dengan baik akan menjadi pantai yang indah, yang berpotensi untuk tempat rekreasi warga Kotamadya Tegal dan sekitarnya.
Berpegang pada idenya bapak Herman P menghubungi beberapa orang dipandang mampu diajak bekerjasama dalam merealisasikannya. Bapak AY. Sudibyo yang mempunyai Rumah Makan Samudra dan berdomisili di pantai, kepala pelabuhan Cabang Tegal, Bapak Sugito yang minta bantuannya untuk menambah pemodalan. Ibu Sardjoe dari tokoh wanita di Kodya Tegal, setelah pembicaraan dan perencanaan yang matang, ide ibni di ajukan kepada walikotamadya Daerah Tingkat II Tegal untuk mendapatkan persetujuan atas ide tersebut.

Setelah mendapat persetujuan dari bapak Walikotamadya Tegal. Maka untuk mempercepat proses terwujudnya tempat rekreasi pantai dibentuk badan hukum CV. ALAM INDAH tepatnya pada tahun 1972. dengan berdirinya CV. ALAM INDAH maka pantai ini disebut PAI.

0

daftar isi

1 Tkj 2009/2010

Maju Terus Untuk Smk Istek Tegal...!

Grup FB

Berita Teknologi Terbaru

Info

Followers